Penyakit Polio
Penyakit Polio Pada Anak Pentingnya Imunisasi Sejak Dini

Penyakit Polio Pada Anak Pentingnya Imunisasi Sejak Dini

Penyakit Polio Pada Anak Pentingnya Imunisasi Sejak Dini

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Penyakit Polio
Penyakit Polio Pada Anak Pentingnya Imunisasi Sejak Dini

Penyakit Polio Atau Poliomyelitis Merupakan Salah Satu Penyakit Menular Yang Pernah Menjadi Momok Menakutkan Di Berbagai Belahan Dunia. Polio di sebabkan oleh virus polio, yang memiliki kemampuan menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan dalam waktu singkat. Pada masa sebelum di temukannya vaksin, polio menyebar secara luas dan menyebabkan ribuan kasus kelumpuhan, terutama pada anak-anak. Kelumpuhan yang di timbulkan bisa bersifat permanen dan dalam kasus yang parah bahkan dapat menyebabkan kematian akibat gangguan pada otot pernapasan.

Polio termasuk dalam penyakit yang di tularkan melalui rute fecal-oral, yaitu melalui makanan atau air yang terkontaminasi tinja penderita. Pola penyebaran ini sangat terkait erat dengan kondisi kebersihan dan sanitasi lingkungan. Oleh karena itu, negara-negara dengan sistem sanitasi yang belum optimal memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyebaran virus polio. Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui kontak langsung antarindividu, menjadikan penyakit ini sangat menular dalam komunitas yang padat penduduk dan kurang teredukasi soal kebersihan.

Meskipun Penyakit Polio sangat berbahaya, kabar baiknya adalah bahwa penyakit ini dapat di cegah melalui imunisasi. Vaksin polio, baik dalam bentuk tetes (oral) maupun suntikan (injeksi), telah terbukti sangat efektif dalam memberikan perlindungan terhadap virus. Berkat kampanye imunisasi global yang di galakkan sejak pertengahan abad ke-20, jumlah kasus polio berhasil di tekan secara signifikan. Bahkan, beberapa wilayah dunia di nyatakan bebas dari polio oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), termasuk Indonesia yang meraih status tersebut pada tahun 2014.

Namun, keberhasilan ini tidak boleh membuat masyarakat lengah. Ancaman Penyakit Polio tetap ada, terutama jika cakupan imunisasi menurun atau terjadi penolakan vaksin di masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman yang menyeluruh tentang penyakit polio, mulai dari gejala, penyebab, hingga langkah pencegahan, sangat penting untuk di pahami semua kalangan demi menjaga kesehatan masyarakat secara menyeluruh dan mencegah kembalinya penyakit yang pernah mewabah ini.

Diagnosis Penyakit Polio

Diagnosis Penyakit Polio di lakukan melalui kombinasi pemeriksaan klinis dan uji laboratorium. Ketika seseorang, terutama anak-anak, menunjukkan gejala seperti demam mendadak, nyeri otot, kaku leher, dan kelemahan otot, terutama di kaki atau lengan, dokter akan mencurigai adanya infeksi polio, terutama jika pasien belum mendapatkan imunisasi lengkap. Pemeriksaan fisik yang teliti sangat penting untuk mengevaluasi apakah ada tanda-tanda kelumpuhan yang muncul secara asimetris atau tidak melibatkan gangguan sensorik, yang menjadi ciri khas polio paralitik.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan mengambil sampel dari tenggorokan, tinja, atau cairan serebrospinal (cairan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang). Sampel ini kemudian di uji di laboratorium untuk mendeteksi keberadaan virus polio. Pemeriksaan tambahan seperti MRI mungkin di lakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit saraf lainnya yang juga menyebabkan kelemahan otot.

Sayangnya, hingga saat ini belum di temukan obat khusus yang dapat menyembuhkan polio. Pengobatan yang di berikan bersifat suportif, yaitu bertujuan untuk meringankan gejala dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Untuk kasus polio non-paralitik, penderita biasanya hanya memerlukan perawatan seperti istirahat total, pemberian cairan, obat penurun demam, dan pereda nyeri.

Namun, untuk kasus polio paralitik, pengobatan menjadi lebih kompleks. Pasien mungkin membutuhkan alat bantu seperti penyangga kaki, tongkat, atau bahkan kursi roda untuk membantu mobilitas. Terapi fisik dan rehabilitasi jangka panjang sangat penting untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi otot yang masih tersisa. Dalam kasus kelumpuhan otot pernapasan, pasien mungkin memerlukan ventilator atau alat bantu napas lainnya.

Penting untuk di ingat bahwa pencegahan melalui vaksinasi tetap menjadi satu-satunya cara paling efektif dalam menghindari dampak serius dari penyakit ini. Oleh karena itu, edukasi dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya imunisasi harus terus di tingkatkan.

Pencegahan Polio

Pencegahan polio merupakan langkah paling krusial dalam upaya melindungi masyarakat dari dampak serius penyakit ini. Karena belum di temukan obat yang dapat menyembuhkan polio secara tuntas, maka fokus utama dunia kesehatan adalah mencegah penularan melalui imunisasi, peningkatan kebersihan lingkungan, dan edukasi masyarakat.

Cara paling efektif untuk mencegah polio adalah dengan memberikan imunisasi polio secara lengkap dan tepat waktu. Terdapat dua jenis vaksin polio yang di gunakan di berbagai negara, yaitu:

  1. Vaksin Polio Oral (OPV – Oral Polio Vaccine): Di berikan dalam bentuk tetes yang di telan. Vaksin ini mengandung virus polio yang di lemahkan dan mudah di berikan kepada anak-anak, terutama dalam program imunisasi massal. OPV sangat efektif mencegah penyebaran virus karena juga memberikan kekebalan di saluran pencernaan, tempat virus berkembang biak.
  2. Vaksin Polio Inaktif (IPV – Inactivated Polio Vaccine): Di berikan melalui suntikan dan mengandung virus polio yang telah di matikan. IPV lebih aman untuk individu dengan daya tahan tubuh lemah dan tidak menimbulkan risiko penyebaran virus melalui tinja.

Di Indonesia, imunisasi polio masuk dalam program imunisasi dasar yang wajib di berikan pada bayi dan anak-anak. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan secara rutin mengadakan kampanye Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio untuk memastikan cakupan vaksinasi merata.

Selain imunisasi, menjaga kebersihan lingkungan sangat penting untuk memutus rantai penularan virus. Hal ini mencakup penggunaan air bersih, pengolahan limbah domestik yang baik, serta kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah buang air dan sebelum makan.

Edukasi masyarakat juga memainkan peran besar dalam pencegahan. Orang tua perlu memahami pentingnya imunisasi dan tidak terpengaruh oleh hoaks atau informasi yang menyesatkan tentang vaksin.

Dengan kombinasi imunisasi yang luas, sanitasi yang baik, dan kesadaran masyarakat, polio dapat di cegah dan akhirnya di hilangkan secara global.

Upaya Pemberantasan Polio

Polio pernah menjadi salah satu penyakit yang paling di takuti di dunia. Namun, berkat kerja sama internasional yang intensif, Upaya Pemberantasan Polio telah menunjukkan hasil yang sangat signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Gerakan global ini di pelopori oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF, Rotary International, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), dalam sebuah inisiatif bernama Global Polio Eradication Initiative (GPEI) yang di mulai pada tahun 1988.

Sejak di luncurkannya GPEI, jumlah kasus polio telah menurun lebih dari 99%. Dari lebih dari 350.000 kasus per tahun pada tahun 1980-an, kini hanya tersisa beberapa kasus endemik yang terjadi di segelintir negara seperti Afghanistan dan Pakistan. Keberhasilan ini tidak lepas dari pelaksanaan program imunisasi massal yang menjangkau jutaan anak setiap tahunnya, bahkan di daerah konflik dan terpencil.

Namun, upaya ini bukan tanpa tantangan. Konflik bersenjata, ketidakpercayaan masyarakat terhadap vaksin, serta logistik di daerah terpencil menjadi hambatan yang cukup besar. Di beberapa negara, petugas imunisasi bahkan menghadapi risiko keamanan saat menjalankan tugas. Selain itu, pandemi COVID-19 sempat menghambat program imunisasi rutin di banyak wilayah, sehingga meningkatkan risiko kemunculan kembali polio.

Indonesia sendiri telah di nyatakan bebas polio sejak 2014. Namun, kewaspadaan tetap di perlukan karena virus masih bisa di impor dari negara lain. Untuk itu, cakupan imunisasi harus tetap tinggi dan sistem surveilans kesehatan terus di perkuat.

Pemberantasan polio secara global bukan hanya sebuah pencapaian medis, tetapi juga simbol kekuatan kerja sama internasional. Dengan komitmen berkelanjutan dari semua pihak pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat polio berpotensi menjadi penyakit kedua setelah cacar yang berhasil di berantas dari muka bumi Penyakit Polio.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait